Sabtu, 27 Maret 2010

DAFTAR PEMENANG PANASONIC GOBEL AWARDS 2010

DAFTAR PEMENANG PANASONIC GOBEL AWARDS 2010

KATEGORI: INDIVIDU
Presenter Kuis/game show terfavorit: CHOKY SITOHANG
Presenter Infotainment terfavorit: FENI ROSE
Presenter Musik/variety show terfavorit: OLGA SYAHPUTRA
Presenter Berita/current affair terfavorit: PUTRA NABABAN
Presenter Talkshow terfavorit: ANDI F. NOYA
Presenter Talent show terfavorit: OKKY LUKMAN
Presenter Olahraga terfavorit: DARIUS SINATHRYA
Pelawak terfavorit: OLGA SYAHPUTRA
Aktor terfavorit: HABIBI FAHMI
Presenter Reality Show terfavorit: UYA KUYA
Aktris terfavorit: NIKITA WILLY
Golden Achievement Award: ISHADI S.K.


KATEGORI: PROGRAM/ACARA
Kuis & Game show terfavorit: GONG SHOW
Infotainmen terfavorit: SILET
Musik & Variety Show terfavorit: DAHSYAT
Komedi terfavorit: OPERA VAN JAVA
Talkshow Berita terfavorit: DEBAT
Talkshow Hiburan terfavorit: BUKAN EMPAT MATA
Program Olahraga terfavorit: JARUM ISL
Acara Anak-anak terfavorit: IDOLA CILIK
Fitur terfavorit: GRIYA UNIK
Pencarian Bakat terfavorit: THE MASTER
Berita terfavorit: SEPUTAR INDONESIA
Drama Seri terfavorit: CINTA FITRI

Senin, 15 Maret 2010

sarah anistia

hmmm, so sweet. .
hhe. .
tanggal 12 maret 2010.
gw jadian lo sma sarah. . .
gadis berkerudung nan elok parasnya.
teduh pandangannya baik hatinya indah lakunya.
menahlukkan hatiku. .
sarah love u so much.

sarah anistia

hmmm, so sweet. .
hhe. .
tanggal 12 maret 2010.
gw jadian lo sma sarah. . .
gadis berkerudung nan elok parasnya.
teduh pandangannya.
menahlukkan hatiku. .
sarah love u so much.

Selasa, 16 Februari 2010

i'm sory

hari ini 16 feb 2010 agi ulang tahun. . .
gw harap gw bsa ktemu dia, trus ngsh sesuatu ke dia.
tnyata gak bsa, agish hrus ngejagain perasaah cwonya gt lah.
oke awalnya gw emosi bgt smpe mlam ini.
agish trsinggung gt d. .
yah gw sdar gw bkan siapa2 lg buat agish.
gak bsa gw maksain sesuatu. . .
hmmh. . .
hdup itu membingungkan ya. ?

agish happy birthday.

Kamis, 21 Januari 2010

determinasi

DETERMINASI
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan (Rifai,1976).
2.1. Cara Mendeterminasi Tumbuhan
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lainlainnya). Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
1. Ingatan
Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.
2. Bantuan orang
Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.
3. Spesimen acuan
Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.


4. Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada
dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.
5. Komputer
Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapatn dilakukan dengan bantuan komputer.
2.2. Aturan Pembuatan Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan.
Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh : 1. Leaves opposites
2. Leaves either in whorls, or spirally arranged, or distichous
Bukan
1. Leaves opposites
2. Leaves not opposites
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5. Mencantumkan nomor couplet
6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas
2.3. Menggunakan Kunci Determinasi
Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
1. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif)
2. Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan tersebut diperoleh
3. Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci
4. Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati
5. Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus
6. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.
7. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya
8. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya
9. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau specimen herbarium yang ada.
2.4. Jenis-Jenis Kunci Determinasi Tumbuhan
Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel.
Pada kunci bertakik maka penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus.
Penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel.

determinasi

MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009
Penerapan Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi Makhluk Hidup

Emeraldy Widiyadi

Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung
Pasirkaliki 185/65 Bandung 40162
remedy_all@yahoo.co.id


ABSTRAK

Jenis makhluk hidup di dunia ini sangat beragam.
Setiap jenis makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan,
jamur, maupun bakteri, memiliki ciri dan sifat yang
berbeda satu sama lain. Tentunya sangat sulit untuk
mempelajari dan mengenali makhluk hidup tersebut
secara menyeluruh karena jumlah spesies yang
tersebar di bumi ini amatlah banyak dan dapat
bertambah setelah ditemukannya spesies-spesies
baru yang belum pernah dikenali oleh manusia.
Untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk
hidup, sejak berabad lalu para ilmuwan telah
menciptakan suatu sistem pengklasifikasian dan
penamaan makhluk hidup yang terus dikembangkan
hingga saat ini. Dalam sistem tersebut, terdapat
penerapan dari matematika diskrit, yaitu pohon
(tree), khususnya pohon keputusan (decision tree).

Kata kunci: pohon, klasifikasi, taksonomi,
determinasi, nomenclature


1. PENDAHULUAN

Pohon (tree) merupakan suatu konsep pada
matematika diskrit yang sering digunakan untuk
mengkaji dan menggambarkan suatu proses matematis,
struktur atau organisasi, pengambilan keputusan, dan
lainnya. Pohon mulai digunakan oleh Arthur Cayley,
seorang matematikawan Inggris. Pada tahun 1857, ia
menggunakan konsep ini untuk menghitung jumlah
senyawa kimia [5].
Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa konsep
pohon yang merupakan salah satu dari bahasan
matematika diskrit dapat digunakan secara luas, yaitu
pada ilmu kimia. Pada makalah ini akan dijelaskan salah
satu contoh lain penerapan pohon pada ilmu kimia, yaitu
pada ilmu biologi yang memiliki sistem klasifikasi dan
penamaan ilmiah makhluk hidup.
Dengan penerapan pohon pada sistem klasifikasi ini,
seorang biologist maupun ilmuwan lainnya yang ingin
mencari dan mempelajari suatu spesies dengan nama
ilmiah tertentu dapat menyusuri suatu pohon
karakteristik makhluk hidup yang juga dapat berisi
susuran takson atau tingkatan makhluk hidup tersebut
dari mulai takson yang masih umum atau besar
(kingdom), hingga takson spesifik (species).















Gambar 1. Tingkatan takson pada macan tutul
(Panthera pardus)


2. DASAR TEORI

2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan
terhadap objek (dalam hal ini, makhluk hidup) yang
berjumlah besar dan beragam.. Secara umum, klasifikasi
dapat diartikan sebagai suatu proses mengelompokkan
sesuatu berdasarkan aturan-aturan tertentu. Membuat
klasifikasi dapat member peluang kepada kita untuk
bekerja mengikuti sistem file, yaitu suatu sistem yang
pengerjaannya dilakukan dengan cara pengorganisasian
pengetahuan sehingga hal yang diketahui dapat
dikomunikasikan secara sistematis.
Dalam pengertian biologi, klasifikasi diartikan sebagai
sesuatu yang menyangkut persamaan sifat sebagai atau
perwujudan dari suatu proses evolusi [6]. Pengetahuan
ini dapat dimanfaatkan untuk memahami arti
keanekaragaman makhluk hidup yang ada pada masa
lalu dan masa kini. Dengan kata lain, klasifikasi dapat
diinterpretasikan sebagai suatu kegiatan membentuk
kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragaman
dalam keanekaragaman. Jadi, berbagai jenis makhluk MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009
hidup akan dikelompokkan dalam satu kelompok jika
hanya memiliki kesamaan ciri atau sifat.













Gambar 2. Persamaan rupa leopard dan kucing
domestik/rumahan (berbeda spesies)

Takson merupakan kelompok atau tingkatan-tingkatan
yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk
hidup. Istilah taksonomi (takson=kelompok;
nomos=hukum) dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari klasifikasi makhluk hidup [6].
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mengadakan klasifikasi terhadap makhluk hidup yaitu
pencandraan sifat-sifat makhluk hidup, pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri, dan pemberian nama kelompok.
Dalam pencandaraan (identification), setiap ciri, baik
secara morfologi, anatomi, fisiologi, biokimia, maupun
genetika spesies yang tengah diteliti harus diperhatikan
dan dijadikan sebagai data utama (main data).
Langkah selanjutnya yaitu pengelompokkan
(classification). Pada langkah ini, data utama yang telah
diperoleh dibandingkan dengan data acuan yang telah
ada. Ketika ditemukan suatu pola kemiripan, maka
masukkan spesies tersebut pada kelompok acuan. Misal,
objek utama : merpati, objek acuan : bebek dan ayam.
Merpati dapat dikelompokkan dengan bebek dan ayam
berdasarkan bentuk tubuh (adanya paruh, sayap, dan
merupakan hewan ovipar).
Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok
tersebut akan diberikan nama sesuai dengan karakteristik
umum spesies-spesies yang ada di dalamnya. Sebagai
contoh, sapi, kucing, dan anjing dapat dikelompokkan
dalam mammalia (memamah biak). Mammalia sendiri
merupakan suatu nama takson pada tingkat classis
(kelas).
Bila identifikasi sudah masuk pada tahap yang lebih
spesifik, maka persamaan yang dimiliki oleh suatu
spesies dalam suatu kelompok semakin banyak karena
pada tingkat takson selanjutnya, spesies yang berbeda
cirinya akan dimasukkan pada nama kelompok yang
berbeda pula.
Berikut ini merupakan urutan tingkat taksonomi pada
kingdom Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan,
termasuk manusia).


Kingdom

Divisio Phylum
(u/ Tumbuhan) (u/ Hewan)

Classis


Ordo


Familia


Genus


Species

Gambar 3. Tingkatan takson

Tabel di bawah merupakan contoh pengklasifikasian dan
penamaan ilmiah pada manusia.


Urutan
Takson
Nama Takson Tanda-Tanda Umum dan Contoh
Organisme
Kingdom Animalia
(Hewan)
Heterotrof, bergerak, tak berklorofil
Serangga, siput, anjing, ular
Phylum Chordata Memiliki tulang punggung
Reptil, amfibi, burung
Classis Mammalia Memiliki rambut dan kelenjar
mammae
Anjing, paus, tikus
Ordo Primata Memiliki volum otak yang besar,
ibu jari bisa ditekuk
Kera, monyet, simpanse, gorila
Familia Hominidae Tidak mempunyai ekor dan
bertubuh tegak
Manusia dan manusia purba
(Neanderthal)
Genus Homo Manusia yang bertahan hidup
meskipun anggota lainnya dari
genus ini pernah hidup pada masa
lalu (Homo erectus)
Species Homo sapiens Manusia
Tabel 1. Klasifikasi manusia


2.2 Kunci Determinasi

Serangkaian pertanyaan atau pernyataan khusus yang
sengaja dirancang untuk mengidentifikasi makhluk
hidup yang sedang diteliti disebut kunci determinasi.
Setiap pertanyaan dapat dibuat dengan kemungkinan
jawaban lebih dari satu dan tiap jawaban mengarah pada
pertanyaan lainnya, hingga didapatkan satu jawaban,
yaitu spesies.






Felis bengalensis Felis catus MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009
Contoh kunci determinasi sederhana yaitu:
Pertanyaan :
1. Tubuh dan keberadaan kaki?
a. Lunak, tak ada  terus ke (2)
b. Keras, berkaki  terus ke (4)

2. Keberadaan segmen tubuh?
a. Panjang tersusun atas  cacing tanah
banyak segmen
b. Tak bersegmen  terus ke (3)

3. Keberadaan cangkok atau cangkang?
a. Lunak, tak ada  bekicot
b. Keras, berkaki  bekicot telanjang

4. Pasang kaki?
a. >14 pasang  terus ke (5)
b. <14 pasang  terus ke (6)

5. Tubuh?
a. Pipih, coklat-kuning  lipan
sepasang kaki/ruas
b. Silindris, 2 pasang  keluwing
kaki/ruas

6. Pasang kaki (lanjutan dari no.4)?
a. 7 pasang, tubuh biru  kutu kayu
keabuan
b. <7 pasang  terus ke (7)

7. Pasang kaki (lanjutan dari no.6)?
a. 4 pasang  terus ke (8)
b. 3 pasang  serangga

8. Banyaknya bagian tubuh?
a. 2  laba-laba
b. Tidak terbagi 2, kaki  anggang-anggang
panjang seperti rambut


2.3 Binomial Nomenclature

Binomial nomenclature adalah penamaan suatu spesies
menggunakan tata nama ganda dengan aturan penulisan
tertentu. Tujuannya adalah untuk membuat suatu nama
umum (universal) bagi spesies sehingga walaupun nama
local dari spesies tersebut berbeda, tetap ada satu nama
yang dapat dikenali oleh semua orang [6].
Tata nama ganda terdiri dari dua kata tunggal. Kata
pertama menunjukkan nama genus, sedangkan kata
kedua merupakan nama spesifik atau penunjuk spesies.
Berikut ini merupakan aturan penulisannya:
a. Menggunakan bahasa Latin atau Yunani yang
dilatinkan.
b. Penulsian nama genus selalu diawali dengan
huruf kapital, sedangkan nama spesies ditulis
dengan huruf kecil.
c. Penulisan nama spesies ditandai dengan
membuat dua garis bawah terpisah untuk nama
genus dan nama spesifik atau dicetak dengan
huruf miring. Contoh : Hevea brasiliensis atau
Hevea brasiliensis.


2.4 Pohon Keputusan

Pohon adalah graf tak berarah terhubung yang tidak
mengandung sirkuit. Pohon yang sebuah simpulnya
diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah
sehingga menjadi graf berarah dinamakan pohon berakar
[5].
Penerapan pohon pada bidang keilmuan lain cukup
beragam, salah satunya adalah pohon keputusan. Pohon
keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang
terdiri dari serangkaian keputusan yang mengarah ke
solusi.
Ilustrasi sederhana pohon keputusan dapat terlihat pada
pohon di bawah ini:
X

Y Z

Untuk mencapai keputusan Y atau keputusan Z,
terdapat parameter yang harus dipenuhi. Pada kasus
bepergian contohnya, X diumpamakan sebagai seorang
mahasiswa, Y sebagai suatu keadaan „pergi bermain‟,
dan Z sebagai „berdiam diri di rumah‟. Misal parameter
yang digunakan adalah cuaca. Secara logika, jika
parameter cuaca „cerah‟ atau „tidak hujan‟ terpenuhi,
kemungkinan besar X akan melakukan Y. Sebaliknya,
jika cuaca „hujan‟, kemungkinan besar X akan
melakukan Z.
Dalam perkembangannya pohon keputusan sering
digunakan pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan algoritmik dalam bahasa pemrograman, terutama
untuk desain kondisi bersyarat (if-then).


3. PENERAPAN POHON

3.1 Klasifikasi Makhluk Hidup

Pada pengklasifikasian makhluk hidup, pemodelan
persoalan dapat dilakukan dengan menggunakan konsep
pohon. Pertama, yaitu pada saat meneliti dan
membandingkan suatu data utama dengan data acuan.
Langkah pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri dapat
direpresentasikan oleh pohon.
Misal ada satu spesies baru yang sedang diteliti.
Spesies ini belum memiliki data takson maupun nama
ilmiah, karena belum dilakukan pengklasifikasian
terhadapnya. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
menentukan kingdom spesies tersebut. Sebenarnya saat
ini terdapat sistem klasifikasi dengan enam kingdom MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009
(Eubacteria, Archaebacteria, Protista, Fungi, Plantae,
Animalia), tetapi untuk mempermudah dalam
mempelajari merepresentasikan pohon, akan dibahas
dengan sistem klasifikasi dua kingdom (Plantae dan
Animalia) terlebih dahulu.
Bandingkan spesies tersebut dengan tabel karakteristik
sederhana di bawah ini.

Plantae Animalia
Tubuh mengandung selulosa
yang dapat memberikan
kekuatan. Umumnya tidak
dapat bergerak bebas.
Bergerak dengan bagian-
bagian tubuhnya
Hampir semuanya
mengandung pigmen
berwarna hijau (klorofil)
Tidak mempunyai klorofil
Dapat membuat makanan
sendiri dari bahan udara, air,
dan cahaya matahari (food
producing)
Tidak dapat membuat
makanan sendiri (food
gathering)
Tabel 2. Karakteristik dua kingdom

Kita asumsikan objek diteliti sebagai O karakteristik
Plantae sebagai kP dan karakterisitik Animalia sebagai
kA, maka dapat dibuat suatu akar pohon keputusan yang
bercabang dua.

Objek

Kingdom: Plantae Animalia
(if O=kP) (if O=kA)

Gambar 4. Pohon klasifikasi tingkat kingdom

Setelah dibandingkan, ternyata spesies tersebut
memenuhi criteria sebagai animalia, maka langkah
selanjutnya, fokuskan modus pembandingan pada
tingkat takson di bawah animalia (phylum). Pada bagian
filum, kingdom animalia terpecah menjadi beberapa
kelompok yang didasarkan pada bentuk tubuh. Pada saat
ini, terdapat 36 nama filum yang ada di dunia. Ambil
contoh spesies tersebut memiliki kesamaan dengan
karakteristik filum chordate. Representasi animalia yang
tadinya sebagai daun, kini juga sebagai akar. Asumsikan
karakteristik chordate sebagai pCh.

Objek

Kingdom: Plantae Animalia
(if O=kP) (if O=kA)


Phylum: Byrozoa Chordata 34 filum lain
(if O=pBy) (if O=pCh)

Gambar 5. Pohon klasifikasi tingkat kindom s.d. phylum


Langkah selanjutnya merupakan iterasi atau
pengulangan metode yang sama dengan langkah-langkah
sebelumnya, hingga daun yang terakhir = spesies. Ketika
kita tidak menemukan karakteristik yang sama dengan
kelompok takson yang telah ada, maka kemungkinan
besar akan terdapat kelompok baru dengan karakteristik
baru atau spesies tersebut merupakan spesies yang
belum pernah ditemukan.
Pada kondisi pertama, secara algoritmik ketika suatu
kondisi yang telah ada tidak ditemukan (else), kita dapat
menyimpulkan jika karakteristik tersebut merupakan ciri
khas yang unik (berbeda), sehingga kita bisa saja
menjadi seorang yang menemukan kategori karakteristik
baru dalam pengklasifikasian.
Pada kondisi kedua, yaitu penemuan spesies baru,
seorang penemu dapat menamai spesies tersebut dengan
nama ilmiah baru dan mengikuti kaidah-kaidah
penulisan yang telah ada.
Kedua kondisi tersebut tentunya berpengaruh pada
pembentukan cabang baru pada pohon klasifikasi
(classification tree), yaitu terbentuknya cabang baru
pada pohon tersebut dengan daun yang merupakan nama
kelompok takson (kasus pertama) atau nama spesies
(kasus kedua).


Phylum: Chordata

Classis: Pisces Mammalia New class
(if O=cP) (if O=cM) (if O=cNc)

Ordo: New ordo1 New ordo2
(if O=oNo1) (if O=oNo2)
Seterusnya
(hingga species)

Gambar 6. Pohon klasifikasi tingkat classis s.d. ordo



Genus: Rhinoceros

Species: sondaicus unicornis New species
(if O=sS) (if O=sC) (if O=sNs)


Badak Jawa Badak India ???





Gambar 7. Pohon klasifikasi tingkat spesies



MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009
Pada penambahan suatu kategori karena karakteristik
spesies yang baru, artinya selain menambah kategori
pada tingkat takson yang berkaitan, penambahan juga
dilakukan pada kategori di bawahnya. Jika kasus
pertama terjadi, maka konsekuensinya kasus pertama
pada tingkat takson di bawahnya dan kasus kedua
(spesies) juga terjadi. Artinya, dengan penambahan
kategori, maka akan ada penambahan upapohon
(minimal terdapat satu akar dan satu daun, jika
penambahan terjadi pada tingkat genus).


3.2 Kunci Determinasi

Penerapan pohon pada kunci determinasi hampir sama
dengan klasifikasi, namun pada kunci determinasi
taksonomi tidak selalu diperlukan, karena pernyataan
atau pernyataan yang digunakan sebagai uji karakteristik
dapat dibuat sendiri.
Jika menggunakan contoh yang terdapat pada dasar
teori, maka pohon keputusan dapat diilustrasikan sebagai
berikut.































Penggunaan pohon seperti tampak di atas biasa
digunakan untuk mencari tahu suatu hewan yang
ditemukan di halaman atau lingkungan. Pada Ilustrasi
kunci determinasi, angka-angka yang ditunjukkan
merupakan kunci yang mengacu pada satu spesies, dan
kunci tersebut unik. Selain itu, angka-angka yang
terdapat pada pohon (bukan indeks) merupakan
parameter yang dijawab oleh ciri-ciri tiap spesies.
Sekilas tampak penggunaan kunci determinasi mirip
dengan penggunaan kode Huffman, tetapi tidak
menggunakan angka biner untuk membuat kode ASCII.


4. SPECIES DATABASE SOFTWARE

Dalam perkembangannya, kunci determinasi juga
dapat dikombinasikan dengan pohon klasifikasi,
terutama pada software-software pencari data suatu
makhluk hidup yang hanya diketahui rupa atau ciri-
cirinya saja. Adapula software/ halaman web yang
menawarkan database mengenai genus spesifik,
contohnya OrchidWiz Orchid Database Software.
Untuk species database software, secara umum,
Abstract Data Type yang digunakan adalah ADT Tree/
Graph.

































Pada modus pencarian, software akan menggunakan
kunci determinasi. Pada modus pemanggilan data,
software akan menggunakan tabel klasifikasi, yang
berisi data-data, baik nama ilmiah maupun spesifikasi
dari spesies tersebut.
Objek
1 Lunak,
tanpa
kaki
Keras,
berkaki
Panjang
bersegmen :
Cacing
2 Tidak
bersegmen

Cangkok di
luar :
Bekicot
Cangkok di
dalam :
Bekicot
telanjang
3
> 14
pasang
< 14
pasang
4
Pipih,
1ps kaki
/ruas :
Lipan
Silindris,
2ps kaki
/ruas :
Keluwing
5 < 7ps kaki

7 ps kaki,
biru
keabuan
Kutu kayu
6
7 3 pasang
Serangga
4 pasang

8 Tubuh 2
bagian
Laba-laba
Tak terbagi
dua, kaki spt
rambut
Anggang-
anggang
1-2

1-2-3a

1-2-3b

1-4-5a

1-4-5b

1-4-6

1-4-7

1-4-8a

1-4-8b

Gambar 7. Pohon determinasi
MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009
5. KESIMPULAN

1. Dalam ilmu biologi, terdapat subilmu
klasifikasi makhluk hidup yang
mempermudah dalam mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup.
2. Konsep pohon dapat digunakan dalam
merepresentasikan sistem klasifikasi makhluk
hidup dan kunci determinasi. Dengan kata
lain, konsep matematika diskrit dapat
diterapkan pada ilmu biologi.
3. Pohon yang digunakan untuk
menggambarkan klasifikasi dan determinasi
adalah pohon keputusan (decision tree).


TERIMA KASIH

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
Ir.Rinaldi Munir, M.T., dosen pembimbing mata
kuliah Struktur Diskrit Program Studi Teknik
Informatika Institut Teknologi Bandung; Zaenal
Asikin, S.Pd, guru pembimbing mata pelajaran
Biologi SMA Negeri 3 Bandung; dan seluruh pihak
yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.


REFERENSI

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Binomial_nomenclature
diakses tanggal 19 Desember 2009 pukul 09.11
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Biological_classification
diakses tanggal 19 Desember 2009 pukul 09.11
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah
diakses tanggal 19 Desember 2009 pukul 09.11
[4] http://www.orchidwiz.com/servlet/StoreFront
diakses tanggal 19 Desember 2009 pukul 09.23
[5] Munir, Rinaldi. “Diktat Kuliah IF2091 Struktur
Diskrit”, Program Studi Teknik Informatika Institut
Teknologi Bandung, 2003.
[6] Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. “Biologi Sains dalam
Kehidupan”, Penerbit Yudhistira, 2005.MAKALAH IF2091 STRATEGI ALGORITMIK TAHUN 2009

Rabu, 20 Januari 2010

17 jan 10

wew, my excited day. .
latgab 2 hari brsma seorang wanita cantik. .
diana anggraini. . .
dindin, .
gak bkal gw lpa d.